Keluarga Multazam Utama Tour yang dirahmati Alloh Subhanahu wa Taala, Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam mengajak umatnya untuk beribadah hanya kepada Alloh dan selalu memperbaiki akhlaqul karimah. Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam bersabda :
إِنَّمَا بُعِثْتُ ِلأُتَمِّمَ صَالِحَ اْلأَخْلاَقِ.
Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.(HR. Shohih Bukhori)
Akhlaqul Karimah adalah bukti dari keimanan yang sempurna dan akhlak yang buruk sebagai bukti atas lemahnya iman, semakin sempurna akhlak seorang muslim berarti semakin kuat imannya. Selain itu faktor seorang mukmin masuk surga dengan akhlaqul karimah. Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam bersabda :
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقاً وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ
Mukminin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya diantara mereka, dan yang paling baik diantara kalian adalah yang paling baik kepada istri-istrinya.(HR. Sunan Tirmidzi)
إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّيْ مَجْلِسًا يَوْمَ الْققِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلاَقاً.
Sesungguhnya diantara yang paling aku cintai diantara kalian dan yang paling dekat majelisnya dariku di hari Kiamat adalah yang paling baik akhlaknya diantara kalian. (HR. Sunan Tirmidzi)
سُئِلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النّاَسَ الْجَنَّةَ فَقَالَ: تَقْوَى اللهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ وَسُئِلَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ فَقَالَ: الْفَمُ وَالْفَرْجُ.
Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam ditanya tentang kebanyakan faktor yang menyebabkan manusia masuk Surga, maka beliau menjawab yaitu taqwa kepada Alloh dan akhlak yang baik. Dan ketika ditanya tentang kebanyakan faktor yang menyebabkan manusia masuk Neraka, maka beliau Shollallohu Alaihi Wasallam menjawab yaitu mulut dan kemaluan. (HR. Sunan Tirmidzi)
إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ.
Sesungguhnya seseorang itu dengan sebab akhlaknya yang baik, sungguh akan mencapai derajat orang yang shaum (puasa) di siang hari dan shalat di tengah malam. (HR. Sunan Tirmidzi)
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang agung. [QS. Al Qalam : 4]
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْسَنَ النَّاسِ خُلُقاً.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling baik akhlaknya.(HR. Sunan Abu Daud)
Salam, Salaman dan Senyum
Kualitas pertemuan dalam kehidupan umat sehari-hari tidak lepas dari salam, salaman dan senyum. Setiap pertemuan harus dilandasi rasa persaudaraan dan keakraban yang berkualitas. Kehidupan umat yang baik, tercermin dari perilaku mereka yang salah satunya ketika bertemu mereka saling bertegur sapa. Dengan saling menyapa, dapat menjalin keakraban dan keharmonisan di antara umat yang memiliki beragam karakter. Alloh berfirman tentang keakraban mukmin sehari-hari :
وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا
Ketika kamu sekalian diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa).(QS. An Nisa; 86)
Ucapan salam merupakan tahiyyatul dalam Islam. Seorang Mukmin yang saling mengucapkan salam akan menumbuhkan kecintaan terhadap hati sesama muslim serta dengan sendirinya membuat suasana Islami di tengah kerabat dan keluarga muslim.
Selain salam, seorang mukmin diharapkan bersalaman ketika bertemu sesama mukmin. Ketika bertemu dengan saudara seiman, baik yang sudah kenal ataupun baru dikenal, peganglahlah tangannya untuk bersalaman. Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam bersabda :
مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إِلاَّ غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَفْتَرِقَا
Tidaklah dua orang muslim yang bertemu lalu berjabat tangan, melainkan dosa keduanya sudah diampuni sebelum mereka berpisah (HR. Sunan Abu Dawud ).>
Faedah-faedah penting yang terkandung dalam bersalaman :
1. Mushaafahah (berjabat tangan) adalah berjabat tangan dengan satu tangan, yaitu tangan kanan. Cara berjabat tangan seperti ini diterangkan dalam banyak hadits yang shahih, dan inilah arti “berjabat tangan”
2. Berjabat tangan disunnahkan ketika berpisah meskipun anjurannya tidak sekuat anjuran berjabat tangan ketika bertemu.
3. Berjabat tangan adalah ibadah yang disyari’atkan ketika bertemu dan berpisah, maka melakukannya pada selain kedua waktu tersebut tidak ada tuntunannya.
4. Mencium tangan seorang Guru/Ustadz ketika bertemu dengannya adalah diperbolehkan berdasarkan beberapa hadits Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam dan perbuatan beberapa orang sahabat Rodhiyallohu Anhum.
5. Laki-laki tidak bersalaman dengan perempuan yang bukan mahramnya. Dan tidak ada dari ulama-ulama tersebut yang menyelisihi pendapat itu.
Akhlaqul karimah dalam kehidupan sehari-hari berikutnya adalah senyum, dari Abu Dzar Rodhiyallohu Anhu, dia berkata, Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam bersabda :
تَبَسُّمُكَ فِى وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ
Senyummu dihadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu. (HR. Sunan Tirmidzi)
لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْق
Janganlah engkau meremehkan kebaikan sekecil apapun, walaupun itu berupa cerahnya wajahmu terhadap saudaramu. (HR. Shohih Muslim)
Hadits yang agung ini menunjukkan keutamaan tersenyum dan menampakkan muka yang cerah dihadapan seorang muslim.
Berkata Abu Malik Al Asy’ari Rodhiyallohu Anhu bahwa Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam bersabda :
وَالصَّلَاةُ نُورٌ وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ
Sholat adalah cahaya, sedekah merupakan bukti nyata, sabar itu penerang, sementara Al-Quran bisa menjadi pembelamu atau sebaliknya, menjadi penuntutmu.(HR. Shohih Muslim ).
Sedekah tidak harus berupa harta atau uang. Ada sedekah yang sangat mudah untuk kita lakukan, tanpa perlu banyak mengeluarkan tenaga. Sedekah itu ialah senyuman Hanya dengan sedikit saja menarik wajah dan bibir sehingga menciptakan sebuah senyuman yang indah dan manis.
Apabila kita sering tersenyum, maka kita sedang menjalankan salah satu Sunnah Rosululloh, karena Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam suka sekali tersenyum, sebagaimana Jarir bin Abdillah menceritakan:
مَا رَآنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُنْذُ أَسلَمْتُ إِلَّا تَبَّسَم فِي وَجْهِي
Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam tidak pernah melihatku sejak aku masuk islam, kecuali beliau tersenyum”. (H.R. Shohih Bukhari)