a a a a a a
logo
 Artikel image b9d9f 3019 154

Artikel

Artikel

SEJARAH SHALAT TARAWIH BERJAMAAH

SEJARAH SHALAT TARAWIH BERJAMAAH

Assalamu Alaikum Wr. Wb.
Keluarga Multazam Utama yang sedang menjalankan puasa dibulan suci Ramadhan dengan penuh hikmah.
Tarawih berasal dari bahasa Arab bentuk jama’ dari تَرْوِيْحَةٌ yang diartikan sebagai "waktu sesaat untuk istirahat”. Sholat Tarawih termasuk bagian dari Qiyamul Lail dibulan suci Ramadhan yakni Sholat Sunnah yang dilakukan setelah Sholat Isya’ dan sebelum Sholat Witir selama bulan Ramadhan. Sholat Tarawih merupakan salah satu syi’ar agama Islam di bulan Ramadhan yang penuh keutamaan disisi Alloh SWT. Hukum melaksanakan Sholat Tarawih adalah sunnah bagi kaum laki-laki dan kaum perempuan.
Hal tersebut di atas didasarkan pada sabda Nabi Muhammad SAW:

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barang siapa yang melakukan ibadah (Sholat Tarawih) dibulan Ramadhan hanya karena Iman dan mengharapkan Ridla dari Alloh, maka baginya diampuni dosa-dosanya yang telah lewat. (HR. Bukhari dan Muslim).
Dan Nabi Muhammad SAW juga memberi motivasi kepada umat Islam agar mengerjakan Sholat Tarawih :

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُرَغِّبُ فِي قِيَامِ رَمَضَانَ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَأْمُرَهُمْ فِيهِ بِعَزِيمَةٍ
Rasululloh SAW menyenangkan Sholat pada bulan Ramadhan dengan anjuran yang tidak wajib. (HR: Muslim)

Maksud kata قَامَ رَمَضَانَ dalam hadits diatas adalah menunaikan ibadah untuk menghidupkan malam bulan Ramadhan dengan cara melaksanakan Sholat Tarawih, Dzikir, membaca Al-Qur’an, bersodaqah dan ibadah sunnah lainnya sebagaimana yang dianjurkan Nabi Muhammad SAW. Dan orang-orang yang melakukannya dengan didasari iman dan mengharapkan keridlo’an Alloh SWT, maka Alloh SWT akan mengampuni dosa-dosa yang telah lewat.

Sejarah Sholat Tarawih

Nabi Muhammad SAW telah memberikan contoh kepada umat Islam dalam pelaksanaan Sholat Tarawih secara berjama’ah. Namun setelah berjalan tiga malam, beliau membiarkan para sahabat melakukan Tarawih secara sendiri-sendiri, sebagaimana yang disebutkan di dalam hadits dari A’isyah RA.

أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ لَيْلَةٍ فِي الْمَسْجِدِ فَصَلَّى بِصَلاَتِهِ نَاسٌ ثُمَّ صَلَّى مِنَ الْقَابِلَةِ فَكَثُرَ النَّاسُ ثُمَّ اجْتَمَعُوا مِنَ اللَّيْلَةِ الثَّالِثَةِِ أَوِ الرَّابِعَةِ فَلَمْ يَخْرُجْ إِلَيْهِمْ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. فَلَمَّا أَصْبَحَ قَالَ: قَدْ رَأَيْتُ الَّذِي صَنَعْتُمْ وَلَمْ يَمْنَعْنِي مِنَ الْخُرُوْجِ إِلَيْكُمْ إِلاَّ أَنِّي خَشِيْتُ أَنْ تُفْرَضَ عَلَيْكُمْ. وَذَلِكَ فِيْ رَمَضَانَ

Sesungguhnya Rasululloh SAW pada suatu malam keluar dan Sholat di masjid lalu para shahabat mengikuti sholat Beliau, kemudian pada malam berikutnya (malam kedua) Beliau sholat maka manusia semakin banyak (yang mengikuti sholat Nabi saw), kemudian mereka berkumpul pada malam ketiga atau malam keempat. Maka Rasululloh SAW tidak keluar pada mereka, lalu ketika pagi harinya beliau bersabda: ‘Sungguh Aku telah melihat apa yang telah kalian lakukan dan tidaklah ada yang mencegahku keluar kepada kalian kecuali sesungguhnya Aku khawatir akan diwajibkan pada kalian dan (peristiwa) itu terjadi di bulan Ramadhan. (HR. Bukhari dan Muslim).

Begitulah Rasululloh SAW tidak memberi nama Sholat yang dilakukan pada malam bulan Ramadhan. Kemudian para Ulama’ berijtihad memberi nama dengan Sholat Tarawih. Imam An-Nawawi di dalam penjelasan terhadap shahih Muslim mengatakan, “Yang dimaksud dengan qiyamu Ramadhan adalah Sholat Tarawih dan Ulama telah sepakat bahwa Sholat tarawih hukumnya mustahab (sunnah).
Sebelum masa Umar Bin Khattab Sholat Tarawih dikejakan secara sendiri-sendiri, tidak dilakukan secara berjamaah. Baru setelah masa Umar Bin Khattab Sholat Tarawih dilakukan secara berjamaah. Hal ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Abdurrahman ibn Abd al-Qari’.

خَرَجْتُ مَعَ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ لَيْلَةً فِي رَمَضَانَ إِلَى الْمَسْجِدِ فَإِذَا النَّاسُ أَوْزَاعٌ مُتَفَرِّقُونَ يُصَلِّي الرَّجُلُ لِنَفْسِهِ وَيُصَلِّي الرَّجُلُ فَيُصَلِّي بِصَلَاتِهِ الرَّهْطُ فَقَالَ عُمَرُ إِنِّي أَرَى لَوْ جَمَعْتُ هَؤُلَاءِ عَلَى قَارِئٍ وَاحِدٍ لَكَانَ أَمْثَلَ ثُمَّ عَزَمَ فَجَمَعَهُمْ عَلَى أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ ثُمَّ خَرَجْتُ مَعَهُ لَيْلَةً أُخْرَى وَالنَّاسُ يُصَلُّونَ بِصَلاَةِ قَارِئِهِمْ قَالَ عُمَرُ نِعْمَ الْبِدْعَةُ هَذِهِ

Saya keluar bersama Umar bin Khatthab RA ke Masjid pada bulan Ramadlan. (didapati dalam masjid tersebut) orang yang Sholat Tarawih berbeda-beda. Ada yang Sholat sendiri-sendiri dan ada juga yang Sholat berjama’ah”. Lalu Umar berkata: “Saya punya pendapat andai kata mereka aku kumpulkan dalam jama’ah satu imam, niscaya itu lebih bagus”. Lalu beliau mengumpulkan kepada mereka dengan seorang imam, yakni sahabat Ubay ibn Ka’ab. Kemudian satu malam berikutnya, kami datang lagi ke masjid. Orang-orang sudah melaksanakan sholat tarawih dengan berjama’ah di belakang satu imam. Umar berkata: “sebaik-baiknya tambahan adalah ini (Sholat tarawih dengan berjama’ah). (HR: Bukhari)

Praktek Sholat Tarawih

Meskipun ada perbedaan , namun ada beberapa Hadits yang menjelaskan Praktek Sholat Tarawih diantaranya :
Dari Abu Salamah bin ‘Abdirrahman, dia mengabarkan bahwa dia pernah bertanya pada ‘Aisyah RadhiyAllohu ‘Anha, “Bagaimana Sholat malam Rasululloh ShallAllohu ‘Alaihi Wa Sallam di bulan Ramadhan?”. ‘Aisyah mengatakan,

مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَزِيدُ فِى رَمَضَانَ وَلاَ فِى غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُصَلِّي أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّي أَرْبَعًا فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّي ثَلاَثًا

Rasululloh SAW tidak pernah menambah jumlah raka’at dalam Sholat malam di bulan Ramadhan dan tidak pula dalam Sholat lainnya lebih dari 11 raka’at. Rasululloh SAW melaksanakan Sholat 4 raka’at, maka janganlah tanyakan mengenai bagus dan panjang raka’atnya. Kemudian beliau melaksanakan Sholat 4 raka’at lagi, maka janganlah tanyakan mengenai bagus dan panjang raka’atnya. Kemudian Rasululloh SAW Sholat( witir) 3 raka’at (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasululloh SAW juga bersabda

صَلاَةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى

(Praktek) Sholat malam adalah dua raka’at dua raka’at. (HR. Bukhari)
Demikian sekilas sejarah Sholat Tarawih berjamaah semenjak Rasululloh SAW dan Khulafaur Rasyidin. Semoga Alloh SWT memberi anugerah kepada Keluarga Multazam Utama selalu Sholat Tarawih dengan sempurna. Amien
Wassalamu Alaikum Wr.Wb

Sumber :
1. HR. Bukhori
2. HR. Muslim
3. Syarah an Nawawi
Artikel SEJARAH SHALAT TARAWIH BERJAMAAH
PT. TISAGA MULTAZAM UTAMA
Ruko Cempaka Mas Blok i/7
Jl. Let. Jend. Soeprapto
JAKARTA 10640
booked.net
© Copyright 2018 PT TISAGA MULTAZAM UTAMA. All Rights Reserved,
Jasa Pembuatan Website by IKTLink Mobile
Switch to Desktop Version