AssalamuAlaikum Wr.Wb
وَجَعَلْنَا مِنَ ٱلْمَآءِ كُلَّ شَىْءٍ حَىٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ
Dan dari air Kami Alloh jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman…? (QS. Al Anbiya:30)
Dalam ayat ini Alloh Subhanahu Wa Taala mengajarkan suatu prinsip ilmu pengetahuan mengenai pentingnya fungsi air bagi kehidupan semua makhluk yang hidup di alam ini, baik manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan.
Air membawa manfaat yang sangatlah besar bagi kehidupan. Air adalah salah satu sumber daya alam yang sangat di butuhkan bagi mahluk hidup. Air membantu aktivitas kehidupan bagi semua mahluk hidup terutama manusia. Manusia tidak dapat bertahan hidup berminggu-minggu dengan hanya mengkonsumsi makanan saja.
Seberapa Besar Nikmat Air …?
Berikut sekilas kisah yang menggambarkan nikmat yang besar pada segelas air minum.
Suatu hari Khalifah Harun Ar Rasyid berdialog dengan Ulama’ Ahli Hikmah :
Khalifah Harun Ar Rasyid mempunyai kun-yah (julukan) adalah Abu Ja’far. Sedangkan nama dan nasabnya adalah Harun bin Al Mahdi Muhammad bin Al Manshur Abu Ja’far Abdullah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas Al-Qurasyi Al-Hasyimi Al-Abbasi. Beliau adalah seorang Quraisy satu kabilah dengan Nabi Muhammad Sholallohu Alaihi Wasalam. Dan keturunan dari paman Nabi, Abbas bin Abdul Muthalib Rodhiallohu Anhu.
Khalifah Harun Ar Rasyid dilahirkan pada tahun 148 H di Kota Ray. Kala itu, ayahnya menjadi pemimpin wilayah Ray dan Khurasan. Ibunya adalah Al Khayziran kun-yahnya Ummul Hadi.
Diriwayatkan, suatu hari Ibnu As Samak menemui Khalifah Harun Ar Rasyid. Saat itu Khalifah Harun Ar Rasyid meminta minum. Diberikanlah untuknya semangkok minuman. Ibnu as-Samak berkata, “Wahai Amirul Mukminin, seandainya Engkau terhalangi meminum minuman ini (maksudnya satu mangkuk air), dengan apa Engkau akan membelinya…?” “Dengan setengah kerajaanku,” jawab Khalifah Harun Ar Rasyid. “Minumlah, semoga Alloh memberimu ketenangan,” kata Ibnu As Samak.
Setelah Khalifah Harun Ar Rasyid selesai meminum air itu, Ibnu As Samak kembali berkata, “Seandainya air ini dihalangi keluar dari badan Engkau, dengan apa Engkau akan menebusnya agar ia bisa keluar…?” Khalifah Harun Ar Rasyid menjawab, “Dengan seluruh wilayah kerajaanku,”. Ibnu As Samak melanjutkan, “Sesungguhnya harga sebuah kerajaan hanya dengan seteguk air dan kencingnya. Sungguh tidak pantas seorang berlomba-lomba memperebutkannya.” Sang Khalifah menangis tersedu-sedu.
Betapa besar nilai nikmat segelas air minum, bagi umumnya orang, segelas air minum kerap dipandang sebagai sesuatu yang murah dan remeh. Mereka tak menilainya sebagai sebuah nikmat Alloh yang sangat luar biasa yang patut disyukuri secara khusus.
Perhatikanlah dalil-dalil berikut yang menunjukkan bahwa air adalah nikmat besar Alloh Subhanahu Wa Taala :
Air menjadi salah satu tanda kekuasaanNya. Alloh yang mengatur ada tidaknya air di sebuah tempat , bukan manusia.
وَأَرْسَلْنَا ٱلرِّيَٰحَ لَوَٰقِحَ فَأَنزَلْنَا مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً فَأَسْقَيْنَٰكُمُوهُ وَمَآ أَنتُمْ لَهُۥ بِخَٰزِنِينَ
“Dan Kami Alloh telah meniupkan angin untuk mempertemukan tumbuh-tumbuhan dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya” (QS Al-Hijr : 22).
وَأَنزَلْنَا مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءًۢ بِقَدَرٍ فَأَسْكَنَّٰهُ فِى ٱلْأَرْضِ ۖ وَإِنَّا عَلَىٰ ذَهَابٍ بِهِۦ لَقَٰدِرُونَ
“Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran, lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya” (QS Al-Mu’minuun : 18).
وَتَرَى ٱلْأَرْضَ هَامِدَةً فَإِذَآ أَنزَلْنَا عَلَيْهَا ٱلْمَآءَ ٱهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَأَنۢبَتَتْ مِن كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ
“Dan kamu lihat bumi itu kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi dan suburlah juga menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah” (QS Al-Hajji : 5).
Kelak, di akhirat, air juga tetap menjadi ‘menu’ yang sangat membahagiakan manusia. Di surga, Alloh menggambarkan tentang penghuninya yang suka dekat dengan air, lambang kesejukan dan kenikmatan.
إِنَّ ٱلْمُتَّقِينَ فِى جَنَّٰتٍ وَعُيُونٍ
“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman surga dan di dekat mata air-mata air yang mengalir” (QS Al-Hijr : 45).
Sementara di dalam neraka, air menjadi sesuatu yang sangat diidamkan-idamkan oleh para penghuninya. Akan tetapi, Alloh mengharamkan air untuk segenap penghuni neraka.
وَنَادَىٰٓ أَصْحَٰبُ ٱلنَّارِ أَصْحَٰبَ ٱلْجَنَّةِ أَنْ أَفِيضُوا عَلَيْنَا مِنَ ٱلْمَآءِ أَوْ مِمَّا رَزَقَكُمُ ٱللَّهُ ۚ قَالُوٓا إِنَّ ٱللَّهَ حَرَّمَهُمَا عَلَى ٱلْكَٰفِرِينَ
Dan penghuni neraka menyeru kepada penghuni surga: "Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah direzekikan Alloh kepada kalian". Mereka (penghuni surga) menjawab: "Sesungguhnya Alloh telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir.(QS Al A’raaf : 50),