اِضْمَنُوا لِيْ سِتًّا مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَضْمَنُ لَكُمُ الْجَنَّةَ: اُصْدُقُوا إِذَا حَدَّثْتُمْ وَأَوْفُوْا إِذَا وَعَدْتُمْ وَأَدُّوْا إِذَا ائْتُمِتْنُمْ وَاحْفَظُوْا فُرُوْجَكُمْ وَغَضُّوْا أَبْصَارَكُمْ وَكُفُّوْا أَيْدِيَكُمْ.
“Jaminlah enam perkara dari kalian untukKu niscaya Aku jamin bagi kalian surga yaitu Jujurlah apabila kalian berbicara, tepatilah (janji) apabila kalian berjanji, tunaikanlah (amanat) apabila kalian diberi amanat, jagalah kemaluan kalian, tundukkanlah pandangan kalian dan jagalah tangan-tangan kalian.” (HR. Musnad Ahmad)
Ini adalah enam (6) akhlaqul karimah yang dikerjakan dalam kehidupan sehari-hari setiap mukmin. SubhanAlloh, Rosululloh Sholallohu Alaihi Wasalam ternyata akan menjaminkan surga kepada setiap umatnya jika mampu menghadirkan dalam keseharian enam amalan diatas.
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :
1. Berkata yang benar
Seseorang yang benar dalam bertutur kata biasanya memiliki kejernihan hati. Selain itu berkata yang benar adalah cermin mukmin yang bertaqwa sesuai firman Alloh :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Alloh, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar”. (QS. At-Taubah 9:119)
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِيْ إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ
يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيْقًا
Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke Surga. Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Alloh sebagai orang yang jujur. (HR. Shohih Muslim)
مَنْ يَضْمَنَّ لِي مَابَيْنَ لِحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ
“Barang siapa bisa memberikan jaminan kepadaku (untuk menjaga) sesuatu yang ada di antara dua janggutnya dan dua kakinya, kuberikan kepadanya jaminan masuk surga.”(HR. Shohih Bukhori)
فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ وَإِنَّ الْكَذِبَ رِيبَةٌ
“Sesungguhnya kejujuran akan mendatangkan ketenangan, kedustaan mendatangkan kegelisahan.” (HR. Sunan Tirmidzi)
2. Menepati janji, baik kepada Alloh ataupun manusia.
Sungguh Al Qur`an telah memperhatikan masalah janji ini dan memerintahkan untuk menepatinya. Alloh berfirman :
وَأَوْفُوا بِعَهْدِ ٱللَّهِ إِذَا عَٰهَدتُّمْ وَلَا تَنقُضُوا ٱلْأَيْمَٰنَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا
“Dan tepatilah perjanjian dengan Alloh ketika kamu berjanji dan janganlah kamu merusak sumpah-sumpah itu sesudah meneguhkannya” (QS. An-Nahl 16 : 91)
وَأَوْفُوا بِٱلْعَهْدِ ۖ إِنَّ ٱلْعَهْدَ كَانَ مَسْـُٔولً
“Dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti dimintai pertanggung jawabannya.” (QS. Al-Isra` 17: 34)
أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا وَمَنْ كَانَتْ فِيهِ خَلَّةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيهِ خَلَّةٌ
مِنْ نِفَاقٍ حَتَّى يَدَعَهَا إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا خَاصَمَ
فَجَرَ وَإِنْ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ
“Empat (prilaku) kalau seseorang ada padanya, maka dia termasuk benar-benar orang munafik. Kalau berbicara berdusta, jika berjanji tidak menepati, jika bersumpah khianat, jika bertikai, melampau batas. Barangsiapa yang terdapat salah satu dari sifat tersebut, maka dia memiliki sifat kemunafikan sampai dia meninggalkannya." (HR. Shohih Muslim)
3. Memenuhi amanah.
Orang yang amanah adalah orang yang diberi rasa aman, yaitu sebagai buah dari keimanannya kepada Alloh.
إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّو ٱلْأَمَٰنَٰتِ إِلَىٰٓ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُم بَيْنَ ٱلنَّاسِ أَن تَحْكُمُوا
بِٱلْعَدْلِ إِنَّ ٱللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُم بِهِۦٓ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ سَمِيعًۢا بَصِيرًا
"Sesungguhnya Alloh menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya dan apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil ..." (QS An Nisa 4: 58).
لَا إِيمَانَ لِمَنْ لَا أَمَانَةَ لَهُ وَلَا دِينَ لِمَنْ لَا عَهْدَ لَهُ
“Tidak ada iman bagi orang yang tidak memiliki (sifat) amanah, dan tidak ada agama bagi orang yang tidak menepati janjinya”. (HR. Musnad Ahmad)
4. Menuutup aurat dan menjaga kemaluan.
Orang yang menjaga aurat akan terjaga dan meningkat kehormatannya.
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ هُمْ فِي صَلاتِهِمْ خَاشِعُونَ وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ
وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ
Sungguh beruntung orang-orang yang beriman (yaitu) orang yang khusyu' dalam Sholatnya dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna dan orang yang menunaikan zakat juga orang yang memelihara kemaluannya. (QS. Al Mukminun 23 : 1-5)
5. Menahan pandangan mata dari hal yang haram.
Di antara hak mata adalah menghindarkannya dari melihat yang diharamkan. Alloh mengingatkan orang iman supaya selalu menjaga pandangan mata.
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ
إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
Katakanlah kepada laki-laki yang beriman,”Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.”
(QS. An Nur 24 : 30).
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. (QS. An Nur 24 : 31).
“Ini adalah perintah dari Alloh kepada hamba-hambaNya yang beriman untuk menjaga (menahan) pandangan mereka dari hal-hal yang diharamkan atas mereka. Maka janganlah memandang kecuali memandang kepada hal-hal yang diperbolehkan untuk dipandang. Dan tahanlah pandanganmu dari hal-hal yang diharamkan.” (Tafsir Ibnu Katsir)
6. Menjaga tangan.
Menjaga tangan berarti menempatkan tangan sesuai fungsinya diantaranya menolong siapa pun yang membutuhkan uluran tangannya baik diminta ataupun tidak.
مَنْ نَـفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُـرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَـفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُـرْبَةً مِنْ كُـرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ
وَمَنْ يَسَّرَ عَلَـى مُـعْسِرٍ يَسَّـرَ اللهُ عَلَيْهِ فِـي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَنْ سَتَـرَ مُسْلِمًـا سَتَـرَهُ اللهُ
فِـي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللهُ فِـي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ
“Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Alloh melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Barangsiapa memudahkan (urusan) orang yang kesulitan (dalam masalah hutang), maka Alloh memudahkan baginya (dari kesulitan) di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi (aib) seorang Muslim, maka Alloh akan menutup (aib)nya di dunia dan akhirat. Alloh senantiasa menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya.” (HR. Shohih Bukhori)
قلتُ يَا رَسُولَ اللهِ أيُّ الإِسْلاَمِ أَفْضَل قَالَ مَنْ سَلِمَ المُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
Abi Musa Al Asy’ari berkata: “Saya bertanya: Wahai Rasululloh apa Islam yang paling utama…? Beliau bersabda : “Siapa yang kaum muslimin selamat dari (gangguan) lisan dan tangannya” (HR. Shohih Bukhari )