Keluarga Multazam Utama yang dirahmati Alloh Subhanahu Wa Taala, akhir – akhir ini Negeri tercinta mengalami berbagai cobaan, ujian dan musibah. Setiap hamba Alloh Subhanahu Wa Taala tidak akan luput dari berbagai macam cobaan , ujian dan musibah, baik berupa kesusahan maupun kesenangan. Hal itu merupakan sunnatulloh yang berlaku bagi setiap hamba Alloh sebagaimana firmanNya :
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
Dan sungguh Kami Alloh akan berikan cobaan kepada kalian dengan ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang sabar ( QS. Al Baqoroh 155)
وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Kami Alloh akan menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada Kamilah kalian akan dikembalikan (Qs Al Anbiya 35)
Makna ayat ini yaitu Kami Alloh menguji kamu sekalian terkadang dengan bencana dan terkadang dengan kesenangan agar Kami melihat siapa yang bersyukur dan siapa yang ingkar serta siapa yang bersabar dan siapa yang berputus asa.
Di dalam kehidupan dunia, Alloh Subhanahu Wa Taala dengan ilmu dan hikmahNya dalam menurunkan syariatNya kepada hambaNya untuk kebaikan dan kemaslahatan hidup mereka. Oleh karena itu, hanya dengan berpegang teguh kepada agamaNyalah sebagai hamba Alloh akan merasakan kebahagiaan hidup yang hakiki di dunia dan akhirat.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ
Hai orang-orang beriman, penuhilah seruan Alloh dan seruan RasulNya yang mengajak kalian kepada suatu yang memberi (kemaslahatan) hidup bagimu (Qs Al Anfal 24)
Ayat ini menunjukkan bahwa kehidupan yang bermanfaat hanya didapatkan dengan memenuhi seruan Alloh Subhanahu Wa Taala dan RasulNya Shallallohu Alaihi Wasallam. Maka barang siapa yang tidak memenuhi seruan Alloh Subhanahu Wa Taala dan RasulNya Shallallohu Alaihi Wasallam, dia tidak akan merasakan kehidupan (yang baik). Jadi, kehidupan baik yang hakiki adalah kehidupan seorang dengan memenuhi seruan Alloh Subhanahu Wa Taala dan RasulNya Shallallohu Alaihi Wasallam secara lahir maupun batin.
1. Bersabar karena ujian itu menghapuskan dosa-dosa.
Alloh Subhanahu Wa Taala memberikan cobaan agar kita menjadi lebih dewasa dan matang dalam mengarungi kehidupan selain itu cobaan bagi hamba Alloh adalah penghapus dosa.
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُشَاكُ شَوْكَةً فَمَا فٌوْقَهَا إِلَّا كُتِبَتْ لَهُ بِهَا دَرَجَةً وَ مُحِيَتْ عَنْهُ بِهَا خَطِيْئَةً
Seorang muslim yang ditimpa penderitaan, kegundahan, kesedihan, kesakitan, gangguan, dan kerisauan, bahkan hanya terkena duri sekalipun, semuanya itu merupakan kafarat (penebus) dari dosa-dosanya (H.R. Bukhari dan Muslim)
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ
Barangsiapa yang Alloh inginkan kebaikan, maka Alloh akan memberinya musibah. (HR. Al-Bukhari).
لَا يَزَالُ الْبَلَاءُ بِالْمُؤْمِنِ أَوْ الْمُؤْمِنَةِ فِي جَسَدِهِ وَفِي مَالِهِ وَفِي وَلَدِهِ حَتَّى يَلْقَى اللَّهَ
وَمَا عَلَيْهِ مِنْ خَطِيئَةٍ
Senantiasa ujian itu menerpa mukmin atau mukminah pada jasadnya, harta dan anaknya sampai ia bertemu dengan Alloh dalam keadaan tidak mempunyai dosa. (HR. Ahmad)
3. Husnudhon karena semakin besar dan banyak cobaan yang Alloh turunkan kepada hambanya
Maka selayaknya seorang hamba Alloh selalu faham bahwa semakin besar pula pahala dan sayang Allah yang akan dilimpahkan kepada hambanya dengan syarat, hambanya dapat menyelesaikan setiap ujian hidup itu secara baik.
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا
وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ
Sesungguhnya pahala besar bersama balasan untuk ujian yang berat. Sungguhnya jika Alloh mencintai suatu kaum maka Alloh akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Alloh. Barangsiapa siapa yang marah, maka Alloh pun akan murka. (HR. Ibnu Majah)
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin, seluruh urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim)
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Maka sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. An Nasyroh 5- 6).
Sahabat yang mulia, Abdullah bin Mas’ud Radhiyallohu Anhu pernah berkata, Seandainya kesulitan masuk ke dalam suatu lubang, maka kemudahan pun akan mengikutinya karena Alloh Subhanahu Wa Taala berfirman (yang artinya), sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
Kita sebagai hamba Alloh Subhanahu Wa Taala sepantasnyalah menghadapi cobaan, ujian dan musibah dengan sikap positif, optimistik, ikhtiar yang maksimal dan diikuti dengan doa. Sesungguhnya pertolongan Alloh pasti akan turun ketika kita berada dipuncak ujian. Untuk itu, jadikanlah ujian hidup sebagai tangga untuk meraih pertolongan Alloh Subhanahu Wa Taala.