a a a a a a

Artikel

Keikhlasan dan Kesabaran dalam Beribadah

Keikhlasan dan Kesabaran dalam Beribadah

Assalamu Alaikum Wr.Wb

Alloh Subhanahu Wa Taala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ



Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah, dan perkuat kesabaran diantara sesama kalian, dan menyambunglah ibadah serta bertaqwalah kepada Alloh supaya kalian memperoleh kemenangan. (QS. Ali Imran : 200)



Kedudukan sabar dalam keimanan laksana kepala bagi seluruh tubuh., apabila kepala sudah terpotong maka tidak ada lagi kehidupan di dalam tubuh. Sabar merupakan pilar kebahagiaan bagi seorang hamba Alloh. Dengan kesabaran itulah seorang hamba Alloh akan terjaga dari kemaksiatan, konsisten menjalankan ketaatan, dan tabah dalam menghadapi berbagai macam cobaan.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin Rahimahulloh berkata, Sabar akan meneguhkan diri dalam menjalankan ketaatan kepada Alloh, menahannya dari perbuatan maksiat kepada Alloh, serta menjaganya dari perasaan dan sikap marah dalam menghadapi takdir Alloh.

Seseorang menunaikan ibadah, baik mahdhah maupun ghairu mahdhah juga harus dilandasi dengan keikhlasan. Ibadah yang paling sempurna yaitu ibadah yang dilakukan dengan ikhlas dengan semata-mata berserah diri kepada Alloh Subhanahu Wa Taala.
Pengertian ikhlas dalam ibadah hakikatnya sesuai firman Alloh :



قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ



Katakanlah sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Alloh Tuhan semesta alam (Q.S Al An’am : 162)



Dalam ayat tersebut Alloh mengkhususkan dua ibadah (shalat dan berkurban) karena kemuliaan dan keutamaan keduanya dan penunjukkan keduanya terhadap kecintaan kepada Alloh. Keikhlasan agamanya hanya untuk Alloh semata dan dalam rangka taqarrub (mendekatkan diri) kepada Alloh dengan hati, lisan serta amalan dzahir dan berkorban dengan memberikan harta yang disenangi oleh jiwa kepada Dzat yang lebih dicintainya, yaitu Alloh. Seorang yang paling ikhlas dalam shalat dan korbannya melazimkan keikhlasannya dalam seluruh amalanya. Dan apa saja yang datang dan pergi dari kehidupan ini dan kematian yang telah ditakdirkan, selurunya hanyalah untuk Alloh semata.


Juga sebagaimana doa iftitah dalam sholat :

اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْااَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ . اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ . لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَ لِكَ اُمِرْتُ وَاَنَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ .



Aku menghadapkan wajahku kepada Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan dan kepasrahan diri, dan aku bukanlah termasuk orang orang yang menyekutukanNya. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah kepunyaan Allah, Tuhan semesta alam, yang tiada satu pun sekutu bagiNya. Dengan semua itulah aku diperintahkan dan aku adalah termasuk orang orang yang berserah diri. (HR. Shohih Muslim)



وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ
وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ



Tidaklah mereka diperintahkan kecuali untuk menyembah Alloh dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam menjalankan agama ini dengan lurus . (Qs. Al-Bayyinah: 5)



Tidaklah diperintahkan di dalam syariat kecuali untuk beribadah kepada Alloh dengan mengikhlaskan ibadahnya untuk Alloh semata, artinya menjadikan tujuan seluruh ibadah dzahir dan bathin itu hanyalah mengharap wajah Alloh semata dan mendekatkan diri kepadaNya dan menolak seluruh agama yang menyelisihi agama tauhid ini. Dalam ayat ini dikhususkan pada ibadah shalat dan zakat karena keutamaan keduanya melebihi ibadah-ibadah lainnya. Tauhid dan ikhlas, itulah dinul qayyimah, artinya agama yang lurus yang mengantarkan ke surga, sedangkan selainnya adalah jalan yang mengantarkan ke neraka.



Mari kita sejenak melihat ke dalam hati kita, marilah kita bersemangat dalam memperbaiki kualitas amalan-amalan kita sebagaimana para shahabat yang selalu bersemangat memperbaiki kualitas amalan mereka juga selalu berdoa :



اللّهُمِّ أَعِنّي على ذِكرِكَ وشُكرِكَ و حُسنِ العِبَادَتِكَ



Ya Allah, tolonglah diriku untuk berdzikir kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu dan untuk beribadah kepada-Mu dengan ibadah yang baik. (HR. Sunan Abu Daud)



Semoga Alloh memberikan kemudahan kepada kita dalam beribadah, berdzikir dan bersyukur kepadaNya dengan sabar dan ikhlas…Amin.

Wassalamu Alaikum Wr.Wb



Sumber :
1. Al Quran Terjemahan Kementrian Agama
2. Shohih Muslim
3. Sunan Abu Daud
Artikel Keikhlasan dan Kesabaran dalam Beribadah
PT. TISAGA MULTAZAM UTAMA
Ruko Cempaka Mas Blok i/7
Jl. Let. Jend. Soeprapto
JAKARTA 10640
Logo
© Copyright 2018 PT TISAGA MULTAZAM UTAMA. All Rights Reserved,
Jasa Pembuatan Website by IKTLink Mobile