وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun. Mereka itulah yang mendapat pengampunan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.(Qs. Al-Baqarah : 157)
Semua manusia pasti pernah mengalami cobaan,ujian dan musibah. Namun, kita harus yakin bahwa dibalik coban yang Alloh Subhanahuwa Taala itu pasti ada hikmahnya dengan syarat kita hadapi dengan kesabaran. Sabar adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan diri untuk menahan emosi, keinginannya, serta tidak mengeluh. Sabar dipandang sebagai sikap yang mempunyai nilai yang mencerminkan kebaikan. Menurut sudut pandang agama Islam, kesabaran meliputi ketekunan, ketabahan hati, menahan nafsu, mengendalikan diri, dan merupakan salah satu ciri ketaqwaan kepada Alloh Subhanahuwa Taala.
Sebagaimana diisyaratkan Alloh Subhanahuwa Taala dalam Al-Quran :
وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَٰلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
Akan tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.(Qs. Asy-Syura : 43)
Kesabaran menempati posisi yang mulia, dan Alloh Subhanahuwa Taala akan memberikan kemuliaan bagi hamba-hambaNya yang selalu bersabar bahkan Alloh Subhanahuwa Taala akan memberikan pertolongan kepada orang-orang yang sabar dan mendirikan shalat. Sebagaimana firman Alloh :
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلَاقُو رَبِّهِمْ
وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
Mintalah pertolongan Alloh dengan sabar dan shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu, (yaitu) orang-orng yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.(Qs. Al Baqarah : 45-46).
Ibnul Qayyim Rahimahulloh mengatakan, Kedudukan sabar dalam iman laksana kepala bagi seluruh tubuh. Apabila kepala sudah terpotong maka tidak ada lagi kehidupan di dalam tubuh.
1. Sabar menghadapi Qodar
Hamba yang beriman kepada Qadha dan Qadar akan senantiasa menerima segala sesuatu dengan penuh kesabaran, baik dalam situasi yang sempit atau susah maupun senang atau bahagia. Keyakinan terhadap Qadha dan Qadar dapat menumbuhkan sikap yang optimis tidak mudah putus asa. Karena meskipun sering gagal, pasti suatu saat akan berhasil sehingga tidak akan berputus asa. Firman Alloh :
وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ ۖ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ
Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Alloh. Sesungguhnya tidaklah berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” (QS. Yusuf : 87)
الإِيمَانُ بِالْقَدَرِ يُذْهِبُ الْهَمَّ وَالْحَزَن
Iman kepada Qadar menghilangkan kebingungan dan kesedihan (H. Hakim)
2. Sabar dalam ketaatan kepada Alloh
Sabar dalam ketaatan kepada Alloh yaitu seseorang bersabar dalam melakukan ketaatan kepada Alloh. Alloh berfirman,
رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا فَاعْبُدْهُ وَاصْطَبِرْ لِعِبَادَتِهِ
Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya maka beribadahlah kepadaNya dan bersabarlah dalam beribadah kepadaNya. (QS Maryam : 65)
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ
Dan bersabarlah kamu bersama orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya (QS Al Kahfi : 28).
Imam Al Harwi berkata, sabar terhadap maksiat dengan cara mengingat-ingat ancaman Alloh dapat melestarikan keimanan dan mewaspadai yang haram. Adapun yang lebih baik daripada itu adalah sabar terhadap maksiat karena malu.
Ibnu Qayyim Rahimahulloh berkata, bahwa sabar terhadap maksiat memiliki dua sebab dan dua faidah. Dua sebabnya adalah pertama, ketakutan untuk mendapatkan ancaman sanksi yang timbul darinya. Kedua, rasa malu kepada Tuhan, malu untuk meminta pertolonganNya dalam menggunakan nikmatNya untuk bermaksiat kepadaNya dan melakukan dosa-dosa besar